Penghijauan merupakan Salah Satu Melestarikan Alam
Sebenarnya banyak cara untuk melestarikan alam dan mengembalikan alam kita yang dulu, yang asri dan indah. dengan cara memperbanyak menanam pohon. Seperti kata slogan yang pernah saya lihat banyak pohon banyak rejeki :D ... Memang perlu kesadaran dari masing-masing orang untuk melestarikan alam kita yang bisa dikatakan hampir rusak. Tapi perlu juga motivasi atau dukungan dari pihakorang lain. Seperti dari artikel yang saya temui yaitu Mentri Lingkungan Hidup yang menanam pohon (penghijauan) disuatu daerah di bali.
Mari kita baca....
Sumber: dodysetiawan
See more at: http://www.menlh.go.id/menteri-lingkungan-hidup-melakukan-penghijauan-di-pulau-serangan-bali/#sthash.puX189fG.dpuf
Mari kita baca....
Pesatnya pembangunan disegala
bidang telah membawa kemajuan bagi kehidupan masyarakat Indonesia baik
dari segi ekonomi, sosial, pendidikan maupun budaya. Disisi lain
pembangunan itu telah membawa dampak perubahan kondisi lingkungan pada penurunan
kualitasnya. Ini mencerminkan kurang seimbangnya antara pembangunan dengan
upaya pelestarian lingkungan hidup. Padahal keberlanjutan eklogis
merupakan faktor mendasar bagi keberlanjutan pembangunan dengan mengutamakan
aspek kelestarian lingkungan. Salah satu karakteristik utama pembangunan
berkelanjutan adalah tekanan pada pentingnya dimensi antargenerasi dalam setiap
pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistemnya. Aktivitas pembangunan yang
bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam tidak boleh menghilangkan peluang-peluang
bagi generasi mendatang untuk secara adil menikmati berbagai manfaat dari
kekayaan alam. Jangan sampai kondisi lingkungan yang carut marut dibiarkan saja
tanpa upaya perbaikan.
Belakangan ini banyak terjadi kerusakan
alam di Indonesia akibat perkembangan pembangunan. "Untuk menjaga agar
tidak terjadi kerusakan alam lebih parah, saya harapkan kita dapat menggantikan
tanaman yang rusak melalui penghijauan," ujar Rachmat Witoelar dalam
sebuah sambutannya pada kegiatan penghijauan di pulau Serangan Bali.(Jumat,
13/2). Dihadapan ratusan anak-anak SD, SMP, masyarakat setempat Serangan
serta pejabat lainnya, dengan santai penuh keakraban, menteri melakukan tanya
jawab seputar kondisi lingkungan belakangan ini termasuk Bali. Hujan deras yang
sempat mengguyur bumi Serangan pagi itu tidak mengurangi semangat warga untuk
ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dilanjutkan dengan penanaman pohon
penghijauan ini. Sebelum rombongan Menteri tiba dilokasi, masyarakat setempat,
anak-anak sekolah serta ratusan pegawai dilingkungan Pemkot Denpasar telah
melakukan penanaman mangrove.
Disela-sela penanaman pohon, Menteri
LH yang juga didampingi Kepala Pusat PLH Regional Bali dan Nusra mendapat
pertanyaan wartawan seputar polemik pembangunan di Danau Buyan, belahan utara
Bali.
Menteri Lingkungan Hidup yang
kedatangannya ke Bali didampingi Ibu Rachmat Witoelar serta beberapa pejabat
dilingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup ini dalam rangka menghadiri
Serangkaian HUT ke-17 Kota Denpasar. Acara yang dipusatkan di pulau Serangan
ini juga dihadiri Wali Kota Denpasar serta pejabat teras setempat dilingkungan
Pemkot Denpasar. Kegiatan ini juga dikaitkan dengan Pencanangan Gerakan Bakti
Penghijauan Pemuda (GBPP) dan Konservasi Alam Nasional (PPKAN). Berdasarkan
laporan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar A.A. Bagus Sudharsana
kegiatan ini sebagai agenda penghijauan di Kota Denpasar dalam rangka
mengantisipasi kondisi lingkungan yang terjadi dewasa ini. Pohon yang ditanam
sebanyak 500 pohon di pesisir pantai dan sekitarnya. Dari Serangan Denpasar,
rombongan Menteri kemudian melanjutkan kegiatan di Tanah Lot, juga untuk
melakukan penghijauan, serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh GAPENSI
Provinsi Bali.
See more at: http://www.menlh.go.id/menteri-lingkungan-hidup-melakukan-penghijauan-di-pulau-serangan-bali/#sthash.puX189fG.dpuf
Pesatnya
pembangunan disegala bidang telah membawa kemajuan bagi kehidupan
masyarakat Indonesia baik dari segi ekonomi, sosial, pendidikan maupun
budaya. Disisi lain pembangunan itu telah membawa dampak perubahan
kondisi lingkungan pada penurunan kualitasnya. Ini mencerminkan kurang
seimbangnya antara pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan
hidup. Padahal keberlanjutan eklogis merupakan faktor mendasar bagi
keberlanjutan pembangunan dengan mengutamakan aspek kelestarian
lingkungan. Salah satu karakteristik utama pembangunan berkelanjutan
adalah tekanan pada pentingnya dimensi antargenerasi dalam setiap
pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistemnya. Aktivitas pembangunan
yang bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam tidak boleh
menghilangkan peluang-peluang bagi generasi mendatang untuk secara adil
menikmati berbagai manfaat dari kekayaan alam. Jangan sampai kondisi
lingkungan yang carut marut dibiarkan saja tanpa upaya perbaikan.
Belakangan ini banyak terjadi
kerusakan alam di Indonesia akibat perkembangan pembangunan. "Untuk
menjaga agar tidak terjadi kerusakan alam lebih parah, saya harapkan
kita dapat menggantikan tanaman yang rusak melalui penghijauan," ujar
Rachmat Witoelar dalam sebuah sambutannya pada kegiatan penghijauan di
pulau Serangan Bali.(Jumat, 13/2). Dihadapan ratusan anak-anak SD, SMP,
masyarakat setempat Serangan serta pejabat lainnya, dengan santai penuh
keakraban, menteri melakukan tanya jawab seputar kondisi lingkungan
belakangan ini termasuk Bali. Hujan deras yang sempat mengguyur bumi
Serangan pagi itu tidak mengurangi semangat warga untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan yang dilanjutkan dengan penanaman pohon
penghijauan ini. Sebelum rombongan Menteri tiba dilokasi, masyarakat
setempat, anak-anak sekolah serta ratusan pegawai dilingkungan Pemkot
Denpasar telah melakukan penanaman mangrove.
Disela-sela penanaman pohon, Menteri
LH yang juga didampingi Kepala Pusat PLH Regional Bali dan Nusra
mendapat pertanyaan wartawan seputar polemik pembangunan di Danau Buyan,
belahan utara Bali.
Menteri Lingkungan Hidup yang
kedatangannya ke Bali didampingi Ibu Rachmat Witoelar serta beberapa
pejabat dilingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup ini dalam
rangka menghadiri Serangkaian HUT ke-17 Kota Denpasar. Acara yang
dipusatkan di pulau Serangan ini juga dihadiri Wali Kota Denpasar serta
pejabat teras setempat dilingkungan Pemkot Denpasar. Kegiatan ini juga
dikaitkan dengan Pencanangan Gerakan Bakti Penghijauan Pemuda (GBPP) dan
Konservasi Alam Nasional (PPKAN). Berdasarkan laporan Kepala Badan
Lingkungan Hidup Kota Denpasar A.A. Bagus Sudharsana kegiatan ini
sebagai agenda penghijauan di Kota Denpasar dalam rangka mengantisipasi
kondisi lingkungan yang terjadi dewasa ini. Pohon yang ditanam sebanyak
500 pohon di pesisir pantai dan sekitarnya. Dari Serangan Denpasar,
rombongan Menteri kemudian melanjutkan kegiatan di Tanah Lot, juga untuk
melakukan penghijauan, serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh GAPENSI
Provinsi Bali.
Sumber:
dodysetiawan
-
See more at:
http://www.menlh.go.id/menteri-lingkungan-hidup-melakukan-penghijauan-di-pulau-serangan-bali/#sthash.puX189fG.dpufdodysetiawan
Pesatnya
pembangunan disegala bidang telah membawa kemajuan bagi kehidupan
masyarakat Indonesia baik dari segi ekonomi, sosial, pendidikan maupun
budaya. Disisi lain pembangunan itu telah membawa dampak perubahan
kondisi lingkungan pada penurunan kualitasnya. Ini mencerminkan kurang
seimbangnya antara pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan
hidup. Padahal keberlanjutan eklogis merupakan faktor mendasar bagi
keberlanjutan pembangunan dengan mengutamakan aspek kelestarian
lingkungan. Salah satu karakteristik utama pembangunan berkelanjutan
adalah tekanan pada pentingnya dimensi antargenerasi dalam setiap
pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistemnya. Aktivitas pembangunan
yang bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam tidak boleh
menghilangkan peluang-peluang bagi generasi mendatang untuk secara adil
menikmati berbagai manfaat dari kekayaan alam. Jangan sampai kondisi
lingkungan yang carut marut dibiarkan saja tanpa upaya perbaikan.
Belakangan ini banyak terjadi
kerusakan alam di Indonesia akibat perkembangan pembangunan. "Untuk
menjaga agar tidak terjadi kerusakan alam lebih parah, saya harapkan
kita dapat menggantikan tanaman yang rusak melalui penghijauan," ujar
Rachmat Witoelar dalam sebuah sambutannya pada kegiatan penghijauan di
pulau Serangan Bali.(Jumat, 13/2). Dihadapan ratusan anak-anak SD, SMP,
masyarakat setempat Serangan serta pejabat lainnya, dengan santai penuh
keakraban, menteri melakukan tanya jawab seputar kondisi lingkungan
belakangan ini termasuk Bali. Hujan deras yang sempat mengguyur bumi
Serangan pagi itu tidak mengurangi semangat warga untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan yang dilanjutkan dengan penanaman pohon
penghijauan ini. Sebelum rombongan Menteri tiba dilokasi, masyarakat
setempat, anak-anak sekolah serta ratusan pegawai dilingkungan Pemkot
Denpasar telah melakukan penanaman mangrove.
Disela-sela penanaman pohon, Menteri
LH yang juga didampingi Kepala Pusat PLH Regional Bali dan Nusra
mendapat pertanyaan wartawan seputar polemik pembangunan di Danau Buyan,
belahan utara Bali.
Menteri Lingkungan Hidup yang
kedatangannya ke Bali didampingi Ibu Rachmat Witoelar serta beberapa
pejabat dilingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup ini dalam
rangka menghadiri Serangkaian HUT ke-17 Kota Denpasar. Acara yang
dipusatkan di pulau Serangan ini juga dihadiri Wali Kota Denpasar serta
pejabat teras setempat dilingkungan Pemkot Denpasar. Kegiatan ini juga
dikaitkan dengan Pencanangan Gerakan Bakti Penghijauan Pemuda (GBPP) dan
Konservasi Alam Nasional (PPKAN). Berdasarkan laporan Kepala Badan
Lingkungan Hidup Kota Denpasar A.A. Bagus Sudharsana kegiatan ini
sebagai agenda penghijauan di Kota Denpasar dalam rangka mengantisipasi
kondisi lingkungan yang terjadi dewasa ini. Pohon yang ditanam sebanyak
500 pohon di pesisir pantai dan sekitarnya. Dari Serangan Denpasar,
rombongan Menteri kemudian melanjutkan kegiatan di Tanah Lot, juga untuk
melakukan penghijauan, serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh GAPENSI
Provinsi Bali.
Sumber:
dodysetiawan
-
See more at:
http://www.menlh.go.id/menteri-lingkungan-hidup-melakukan-penghijauan-di-pulau-serangan-bali/#sthash.puX189fG.dpufdodysetiawan
Pesatnya
pembangunan disegala bidang telah membawa kemajuan bagi kehidupan
masyarakat Indonesia baik dari segi ekonomi, sosial, pendidikan maupun
budaya. Disisi lain pembangunan itu telah membawa dampak perubahan
kondisi lingkungan pada penurunan kualitasnya. Ini mencerminkan kurang
seimbangnya antara pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan
hidup. Padahal keberlanjutan eklogis merupakan faktor mendasar bagi
keberlanjutan pembangunan dengan mengutamakan aspek kelestarian
lingkungan. Salah satu karakteristik utama pembangunan berkelanjutan
adalah tekanan pada pentingnya dimensi antargenerasi dalam setiap
pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistemnya. Aktivitas pembangunan
yang bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam tidak boleh
menghilangkan peluang-peluang bagi generasi mendatang untuk secara adil
menikmati berbagai manfaat dari kekayaan alam. Jangan sampai kondisi
lingkungan yang carut marut dibiarkan saja tanpa upaya perbaikan.
Belakangan ini banyak terjadi
kerusakan alam di Indonesia akibat perkembangan pembangunan. "Untuk
menjaga agar tidak terjadi kerusakan alam lebih parah, saya harapkan
kita dapat menggantikan tanaman yang rusak melalui penghijauan," ujar
Rachmat Witoelar dalam sebuah sambutannya pada kegiatan penghijauan di
pulau Serangan Bali.(Jumat, 13/2). Dihadapan ratusan anak-anak SD, SMP,
masyarakat setempat Serangan serta pejabat lainnya, dengan santai penuh
keakraban, menteri melakukan tanya jawab seputar kondisi lingkungan
belakangan ini termasuk Bali. Hujan deras yang sempat mengguyur bumi
Serangan pagi itu tidak mengurangi semangat warga untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan yang dilanjutkan dengan penanaman pohon
penghijauan ini. Sebelum rombongan Menteri tiba dilokasi, masyarakat
setempat, anak-anak sekolah serta ratusan pegawai dilingkungan Pemkot
Denpasar telah melakukan penanaman mangrove.
Disela-sela penanaman pohon, Menteri
LH yang juga didampingi Kepala Pusat PLH Regional Bali dan Nusra
mendapat pertanyaan wartawan seputar polemik pembangunan di Danau Buyan,
belahan utara Bali.
Menteri Lingkungan Hidup yang
kedatangannya ke Bali didampingi Ibu Rachmat Witoelar serta beberapa
pejabat dilingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup ini dalam
rangka menghadiri Serangkaian HUT ke-17 Kota Denpasar. Acara yang
dipusatkan di pulau Serangan ini juga dihadiri Wali Kota Denpasar serta
pejabat teras setempat dilingkungan Pemkot Denpasar. Kegiatan ini juga
dikaitkan dengan Pencanangan Gerakan Bakti Penghijauan Pemuda (GBPP) dan
Konservasi Alam Nasional (PPKAN). Berdasarkan laporan Kepala Badan
Lingkungan Hidup Kota Denpasar A.A. Bagus Sudharsana kegiatan ini
sebagai agenda penghijauan di Kota Denpasar dalam rangka mengantisipasi
kondisi lingkungan yang terjadi dewasa ini. Pohon yang ditanam sebanyak
500 pohon di pesisir pantai dan sekitarnya. Dari Serangan Denpasar,
rombongan Menteri kemudian melanjutkan kegiatan di Tanah Lot, juga untuk
melakukan penghijauan, serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh GAPENSI
Provinsi Bali.
Sumber:
dodysetiawan
-
See more at:
http://www.menlh.go.id/menteri-lingkungan-hidup-melakukan-penghijauan-di-pulau-serangan-bali/#sthash.puX189fG.dpufdodysetiawan
Pesatnya
pembangunan disegala bidang telah membawa kemajuan bagi kehidupan
masyarakat Indonesia baik dari segi ekonomi, sosial, pendidikan maupun
budaya. Disisi lain pembangunan itu telah membawa dampak perubahan
kondisi lingkungan pada penurunan kualitasnya. Ini mencerminkan kurang
seimbangnya antara pembangunan dengan upaya pelestarian lingkungan
hidup. Padahal keberlanjutan eklogis merupakan faktor mendasar bagi
keberlanjutan pembangunan dengan mengutamakan aspek kelestarian
lingkungan. Salah satu karakteristik utama pembangunan berkelanjutan
adalah tekanan pada pentingnya dimensi antargenerasi dalam setiap
pemanfaatan sumber daya alam dan ekosistemnya. Aktivitas pembangunan
yang bertumpu pada pemanfaatan sumber daya alam tidak boleh
menghilangkan peluang-peluang bagi generasi mendatang untuk secara adil
menikmati berbagai manfaat dari kekayaan alam. Jangan sampai kondisi
lingkungan yang carut marut dibiarkan saja tanpa upaya perbaikan.
Belakangan ini banyak terjadi
kerusakan alam di Indonesia akibat perkembangan pembangunan. "Untuk
menjaga agar tidak terjadi kerusakan alam lebih parah, saya harapkan
kita dapat menggantikan tanaman yang rusak melalui penghijauan," ujar
Rachmat Witoelar dalam sebuah sambutannya pada kegiatan penghijauan di
pulau Serangan Bali.(Jumat, 13/2). Dihadapan ratusan anak-anak SD, SMP,
masyarakat setempat Serangan serta pejabat lainnya, dengan santai penuh
keakraban, menteri melakukan tanya jawab seputar kondisi lingkungan
belakangan ini termasuk Bali. Hujan deras yang sempat mengguyur bumi
Serangan pagi itu tidak mengurangi semangat warga untuk ikut
berpartisipasi dalam kegiatan yang dilanjutkan dengan penanaman pohon
penghijauan ini. Sebelum rombongan Menteri tiba dilokasi, masyarakat
setempat, anak-anak sekolah serta ratusan pegawai dilingkungan Pemkot
Denpasar telah melakukan penanaman mangrove.
Disela-sela penanaman pohon, Menteri
LH yang juga didampingi Kepala Pusat PLH Regional Bali dan Nusra
mendapat pertanyaan wartawan seputar polemik pembangunan di Danau Buyan,
belahan utara Bali.
Menteri Lingkungan Hidup yang
kedatangannya ke Bali didampingi Ibu Rachmat Witoelar serta beberapa
pejabat dilingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup ini dalam
rangka menghadiri Serangkaian HUT ke-17 Kota Denpasar. Acara yang
dipusatkan di pulau Serangan ini juga dihadiri Wali Kota Denpasar serta
pejabat teras setempat dilingkungan Pemkot Denpasar. Kegiatan ini juga
dikaitkan dengan Pencanangan Gerakan Bakti Penghijauan Pemuda (GBPP) dan
Konservasi Alam Nasional (PPKAN). Berdasarkan laporan Kepala Badan
Lingkungan Hidup Kota Denpasar A.A. Bagus Sudharsana kegiatan ini
sebagai agenda penghijauan di Kota Denpasar dalam rangka mengantisipasi
kondisi lingkungan yang terjadi dewasa ini. Pohon yang ditanam sebanyak
500 pohon di pesisir pantai dan sekitarnya. Dari Serangan Denpasar,
rombongan Menteri kemudian melanjutkan kegiatan di Tanah Lot, juga untuk
melakukan penghijauan, serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh GAPENSI
Provinsi Bali.
Sumber:
dodysetiawan
-
See more at:
http://www.menlh.go.id/menteri-lingkungan-hidup-melakukan-penghijauan-di-pulau-serangan-bali/#sthash.puX189fG.dpufdodysetiawan
Komentar